Menampilkan 44 Hasil

Daftar GAME Berbahaya Bagi Anak Menurut Kemendikbud

P2TP2A Kota Cirebon, : Menurut sebuah penelitian di Iowa State University Amerika Serikat mengungkapkan bahwa, bermain game yang mengandung unsur kekerasan selama 20 menit dapat menyebabkan seorang anak “mati rasa”. Anak akan mudah melakukan kekerasan dan kehilangan empati kepada orang lain.

large-anak-bermain-game
Ilustrasi, sumber : google

Oleh Karenanya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui kanal Sahabat Keluarga-nya pada Rabu (13/4/2016) mengeluarkan daftar 15 game yang dianggap berbahaya bagi anak.

Berikut 15 Game yang dianggap berbahaya :

1.World of Warcraft
2. Call of Duty
3.Point Blank
4.Cross Fire
5.War Rock
6.Counter Strike
7.Mortal Kombat
8.Future Cop
9.Carmageddon
10.Shelshock
11.Raising Force
12.Atlantica
13.Conflict Vietnam
14.Bully
15.Grand Theft Auto.

#Ayo slamatkan anak dan cucu  kita. Dan dampingi Anak Cucu kita dalam bermain game tersebut.

Peringati Hari Anak Nasional, Pemkot Gelar Sosialisasi Deteksi Tumbuh Kembang Anak

Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Cirebon bekerjasama dengan Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon membuka layanan konsultasi kesehatan dan sosialisasi Deteksi Tumbuh Kembang Anak di Arena Car Free Day Jl Siliwangi Kota Cirebon, Minggu (06/08). WhatsApp Image 2017-08-06 at 08.27.02

Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2017 tersebut diisi dengan kegiatan pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak oleh para Dokter Spesialis Anak, Psikolog  dan para Ahli Okupasi Terapi, Terapi Wicara, Fisio Terapi, Dokter dan Perawat yang terlatih dibidang Tumbuh Kembang Anak .

WhatsApp Image 2017-08-06 at 08.27.03

Dalam kegiatan ini terjaring banyak anak yang mengalami keterlambatan Tumbuh Kembang dan masyarakat belum mengenal program Tumbuh Kembang. Oleh karenanya, perlu sosialisasi yang lebih intens untuk mencetak Generasi Penerus yang berkualitas .

WhatsApp Image 2017-08-06 at 08.27.25

Wujudkan Ramadhan Ramah Anak: Kuatkan Komunikasi Ortu-Anak, Cegah Aktifitas Yang Membahayakan

Seruan Ramadhan Ketua KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Asrorun Niam Sholeh

1. KPAI mengucapkan selamat mempersiapkan diri memasuki ibadah di bulan ramadhan.

2. Bangun Religitainment, Cegah Anarki dan Kegiatan Destruksi. Salah satu hak dasar anak yang harus dilindungi adalah hak agama dan hak menjalankan ajaran agama. Puasa ramadhan bagian dari ajaran agama yang perlu dilatihkan ke anak2. Untuk itu orang tua dan tokoh agama untuk memberikan bimbingan pada anak2 untuk dapat menjalankan ajaran agama secara baik dan benar. Orang tua dan tokoh agama, khususnya pengurus takmir masjid dapat mendesain kegiatan keagamaan yang ramah bagi anak, kegiatan bernuansa keagamaan tetapi dekat dengan dunia anak, seperti edureligi, religitainment yang memiliki daya tarik bagi anak.

Stop bermain petasan, bermain game tanpa mengenal waktu, dan kegiatan tak berguna lainnya.  Stop narkoba dan kegiatan serta tradisi yang membahayakan. Perlu ada antisipasi dan pengaturan kegiatan sosial di ramadhan agar tidak berekses negatif, seperti sahur on the road. Harus dikoordinasikan dan dilaksanakan secara baik agar tidak mengganggu dan mengundang kerawanan sosial seperti tawuran. Aparat keamanan perlu ambil langkah pembinaan dan pencegahan.

3. Bangun dan ajarkan empati, Stop Eksploitasi Anak. Puasa Ramadhan melatih dan mengasah kepedulian sosial. Saatnya etos ramadhan diarahkan untuk mendorong perhatian dan perlindungan terhadap anak2 terlantar dan anak2 penyandang masalah sosial. Puasa juga menjadi sarana melatih anak2 untuk peka terhadap masalah sosial di sekitarnya, mendorong anak2 menjadi problem solver, bukan problem maker.

Ramadhan diikuti oleh kesadaran masyarakat untuk berderma. Akan tetapi momentum baik di bulan baik ini seringkali dimanfaatkan oleh orang untuk mengeksploitasi anak sebagai sarana untuk meminta2 dan membangun rasa iba. Untuk itu aparat penegak hukum dan aparatur pemerintah perlu mengambil langkah2 preventif dengan mencegah eksploitasi anak2 di jalanan dan tempat2 ibadah untuk dieksploitasi secara ekonomi.

4. Cegah Pelakuan Salah, Kuatkan Komunikasi Orang Tua – Anak, Tingkatkan Ketahanan Keluarga. Salah satu masalah utama terjadinya pelanggaran hak anak adalah kerentanan ketahanan keluarga. Data KPAI 2016 menunjukkan kasus anak berbasis keluarga dan pengasuhan alternatif mendudukan peringkat tertinggi kedua, sebanyak 857 kasus, meningkat dibanding 2015. Hingga April 2017, kasus pelanggaran anak berbasis keluarga yang masuk data KPAI sudah mencapai 143. Yang paling sering adalah rebutan kuasa asuh akibat konflik rumah tangga. Minimnya kontrol dan komunikasi ortu dengan anak berkontibusi terhadap kasus penelantaran dan perlakuan salah terhadap anak. Ramadhan dapat menjadi energi untuk merekatkan sendi kehidupan keluarga, memperkuat pola interaksi anak dan orang tua, salah satunya melalui sahur bersama. Mari kita cegah kenakalan dan perlakuan salah terhadap anak. Kuatkan ketahanan keluarga, kuatkan komunikasi orang tua dan anak melalui sahur bersama, “diplomasi meja makan” dan beberapa kegiatan keagamaan selama ramadhan.

6. Lindungi Anak dari Doktrinasi Ajaran Menyimpang, Jamin Hak Agama Anak.
Data kasus anak KPAI Tahun 2016 menunjukkan, kasus pelanggaran hak anak di bidang agama dan budaya sebanyak 262 kasus, meningkat drastis (sebesar 45 %), mengalami peningkatan tertinggi secara persentase di banding dengan Tahun 2015, sejumlah 180 kasus. Di antara kasus yang dialami adalah kasus doktrinasi ajaran menyimpang, pengasuhan beda agama, kekerasan, diskriminasi dan ujaran kebencian berbasis agama dan keyakinan, hingga kasus terorisme yang melibatkan anak.

Ramadhan harus menjadi etos penggerak kesadaran publik akan pentingnya perlindungan anak, menjamin pemenuhan hak agama n ajaran agama secara baik dan benar, menjamin pemenuhan hak kesehatan, hak pendidikan, hak sosial dan perlindungan khusus dari eksploitasi dan kekerasan.

Selamat Menjalankan Ibadah Ramadah 1438 H

Bersama KPAI Wujudkan Ramadhan Ramah Anak
Jakarta, 26 Mei 2017
Ketua KPAI

Dr. Asrorun Niam Sholeh, MA

bisa diviralkan u pegangan seluruh keluarga

Antisipasi Kekerasan Seksual, Lewat Video Edukasi

P2TP2A Kota Cirebon : Kesulitan menyampaikan pesan tentang kekerasan seksual pada anak, coba ajak nonton video yang dibuat oleh Unicef dengan judul ‘Kisah Si Geni’. Dalam video berdurasi 2 menit ini, anak bernama Geni sedang asyik bermain boneka. Tiba-tiba ada orang asing datang ingin memberikan permen.

Anak diajarkan untuk mengetahui modus orang asing seperti memeluk dan mencium. Melalui animasi ini, anak juga diajarkan untuk menolak dan berteriak jika ada orang lain yang ingin mencium dan memeluk tanpa ada orang tua di dekatnya.

Animasi ini sederhana, namun mudah dimengerti oleh anak. Seperti misalnya ditunjukkan bagian tubuh mana yang sering menjadi incaran pelaku kejahatan seksual.

”Kalau ada orang yang mau pegang badan, dada, perut dan sekitar celana, tidak boleh ya,” kata narrator animasi tersebut.

Anak juga diajarkan untuk merespon ketika pelaku kejahatan seksual tersebut melakukan perbuatannya. Anak harus teriak yang keras dan langsung lari ke tempat yang ramai.

”Jangan takut atau malu ya, cepat kasih tau orang tua atau guru yang kita sayangi,” imbuhnya.

Anak juga diajarkan untuk menolak ketika ada orang yang memaksanya melakukan sesuatu yang tidak disukai, meskipun itu orang yang sangat dekat seperti orang tua, kakak, paman, kakek, guru, teman atau orang yang tidak dikenal.

Selanjutnya, ada juga video edukasi lagu buatan Indonesia yang berjudul “Sentuhan Boleh Sentuhan Tidak Boleh”. Ide pembuatan lagu ini bergulir ketika salah satu anggota SEMAI 2045, Sri Seskya Situmorang, diminta untuk mengisi SEMAI Sosial di sebuah TK. Sebuah lagu yang terinspirasi dari penjelasan Ibu Elly Risman dan infografik yang dibuat oleh Semai2045 mengenai sentuhan

Simak Videonya :



sumber : *Bunga Kusuma Dewi/Sumber : UNICEF Indonesia dan www.semai2045.org